Sistem Pengukuran Fisika

Edit



Sistem Pengukuran Fisika



       
       Fisika merupakan disiplin ilmu yang mengedepankan proses pengukuran sebagai langkah awal pembelajaran. Background ilmu eksakta dan menjadi pilar utama perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang SAINS. Proses pembelajaran fisika diawali dengan mengetahui apa itu pengukuran, besaran, dan satuan.Check this out !

A. Besaran

        Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur, serta dapat dinyatakan dengan angka dan memiliki satuan. Besaran berdasarkan cara memperolehnya dapat dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu  

  1. Besaran Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari pengukuran dan bersifat kuantitatif. Karena diperoleh dari pengukuran maka harus ada alat ukurnya.Contoh : massa, panjang
  2. Besaran non Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari penghitungan. Dalam hal ini tidak diperlukan alat ukur tetapi alat hitung sebagai misal kalkulator. Contoh besaran non fisika adalah Jumlah.
Besaran Fisika, berdasarkan sifatnya ada 2, yaitu besaran pokok dan besaran turunan.
  1. Besaran Pokok adalah besaran yang ditentukan lebih dulu berdasarkan kesepatan para ahli fisika. Besaran pokok yang paling umum ada 7 macam. Selain itu, terdapat dua besaran tambahan yang tidak memiliki dimensi, yakni sudut datar dan sudut ruang (tiga dimensi).









2. Besaran Turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok.
 

Selain itu, berdasarkan ada tidaknya arah, besaran juga dikelompokkan menjadi dua, yaitu besaran skalar dan besaran vektor

1. Besaran skalar yaitu  besaran  yang  mempunyai  besar  dan  satuan  saja  tanpa memiliki arah. Contoh : panjang, massa, waktu
 
2. Besaran vektor yaitu  besaran  yang  memiliki  besar  (nilai),  satuan  dan  arah.
Contoh : kecepatan, gaya, perpindahan,dll. 


B. Satuan

       Satuan  adalah  suatu  pembanding  dalam  pengukuran atau membandingkan besaran dengan yang lain yang dipakai oleh patokan. Satuan merupakan salah satu komponen besaran yang menjadi standar dari suatu besaran. Adanya berbagai macam satuan untuk besaran yang sama akan menimbulkan kesulitan. Kalian harus melakukan penyesuaian-penyesuaian tertentu untuk memecahkan persoalan yang ada. Dengan adanya kesulitan tersebut, para ahli sepakat untuk menggunakan satu sistem satuan, yaitu menggunakan satuan standar Sistem Internasional, disebut Systeme Internationale d’Unites (SI).
      Satuan Internasional adalah satuan yang diakui penggunaannya secara internasional serta memiliki standar yang sudah baku. Satuan ini dibuat untuk menghindari kesalahpahaman yang timbul dalam bidang ilmiah karena adanya perbedaan satuan yang digunakan. Pada awalnya, Sistem Internasional disebut sebagai Metre – Kilogram – Second (MKS). Selanjutnya pada Konferensi Berat dan Pengukuran Tahun 1948, tiga satuan yaitu newton (N), joule (J), dan watt (W) ditambahkan ke dalam SI. Akan tetapi, pada tahun 1960, tujuh Satuan Internasional dari besaran pokok telah ditetapkan yaitu meter, kilogram, sekon, ampere, kelvin, mol, dan kandela.

      Sistem MKS menggantikan sistem metrik, yaitu suatu sistem satuan desimal yang mengacu pada meter, gram yang didefinisikan sebagai massa satu sentimeter kubik air, dan detik. Sistem itu juga disebut sistem Centimeter – Gram – Second (CGS).
Satuan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu satuan tidak baku dan satuan baku. Standar satuan tidak baku tidak sama di setiap tempat, misalnya jengkal dan hasta. Sementara itu, standar satuan baku telah ditetapkan sama di setiap tempat.

C. Dimensi

Dimensi suatu besaran adalah cara besaran tersebut tersusun atas besaran-besaran pokoknya. Pada sistem Satuan Internasional (SI), ada tujuh besaran pokok yang berdimensi. Dimensi dari suatu besaran dinyatakan dengan lambang huruf tertentu.
 

D. Angka Penting

Angka penting adalah angka yang didapat dari hasil pengukuran yang terdiri dari angka pasti
dan angka taksiran. Nilai setiap hasil pengukuran merupakan angka penting. Seperti keterangan di atas angka penting terdiri dari dua bagian. Pertama angka pasti yaitu angka yang ditunjukkan pada skala alat ukur dengan nilai yang ada. Kedua angka taksiran yaitu angka hasil pengukuran yang diperoleh dengan memperkirakan nilainya. Nilai ini muncul karena yang terukur terletak diantara skala terkecil alat ukur. Dalam setiap pengukuran hanya diperbolehkan memberikan satu angka taksiran.


Semua angka-angka hasil pengukuran adalah bagian dari angka penting. Namun, tidak semua angka hasil pengukuran merupakan angka penting. Berikut ini merupakan aturan penulisan nilai dari hasil pengukuran.
  1. Semua angka bukan nol merupakan angka penting. Jadi, 548 memiliki 3 angka penting dan 1,871 memiliki 4 angka penting.
  2. Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan nol termasuk angka penting. Jadi, 2,022 memiliki 4 angka penting.
  3. Angka nol yang terletak di sebelah kanan tanda koma dan angka bukan nol termasuk angka penting. Misalnya 4,500, memiliki 3 angka penting.
  4. Angka nol yang terletak di sebelah kiri angka bukan nol, baik yang terletak di sebelah kiri maupun di sebelah kanan koma desimal, bukan angka penting. Jadi, 0,63 memiliki 2 angka penting dan 0,008 memiliki 1 angka penting. 

Mengapa kita perlu mengetahui jumlah angka penting? Jumlah angka penting ini ternyata berkaitan erat dengan operasi angka penting. Operasi angka penting yang perlu dipelajari diantaranya penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Dalam setiap operasi
ini perlu mengetahui beberapa aturan berikut. 

  1. Operasi dua angka pasti hasilnya angka pasti.
  2. Operasi yang melibatkan angka taksiran hasilnya merupakan angka taksiran. 
  3. Hasil operasi angka penting hanya diperbolehkan mengandung satu angka taksiran. Jika diperoleh lebih dari dua angka taksiran maka harus dilakukan pembulatan. Angka 4 ke bawah dihilangkan dan angka 5 ke atas dibulatkan ke atas.


    sumber : Bambang M. dan Tri Kuntoro P. 2013 Fisika Dasar Jilid 2 . Yogyakarta: Andi Publisher
    bapakfajar.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar